MAKALAH
GAYA BAHASA KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
1.
PRIMA
P. MAMUASA (20130120028)
2.
NANDA
HERWANDA (20130120037)
3.
IBNU
FAISHAL (20130120043)
4.
ABUDHIYA
HARITS (20130120004)
5.
ADYTYA
WIRAWAN P. (20130120034)
6.
BIMASAKTI
M. (20130120044)
KELOMPOK
4
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seperti yang
telah kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak ragam gaya bahasa komunikasi
di Indonesia. Setiap penjuru nusantara
memiliki gaya bahasa komunikasi dengan ciri khas tersendiri. Hal ini terjadi
karena bahasa daerah turut mempengaruhi perkembangan Bahasa Indonesia.
Keberagaman gaya
bahasa komunikasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia akan tetapi terjadi
secara global. Sebagai contoh bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional
memiliki banyak gaya. Misalnya, United Kingdom style, United States style,
Australian style dan lain-lain.
B.
TUJUAN
1.
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan
2.
Untuk
menambah wawasan tentang ragam gaya bahasa komunikasi
3.
Untuk
memahami gaya bahasa komunikasi yang baik dan benar.
C.
MANFAAT
1.
Mengetahui
beberapa gaya bahasa komunikasi
2.
Dapat
menjelaskan beberapa bahasa komunikasi
3.
Agar
memahami gaya bahasa yang benar dan yang salah.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa
dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata
Latin stiliis, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian
menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan
tadi.
Kelak pada waktu penekanan
dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah
menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata
secara indah.
Bila kita melihat gaya secara umum,
kita dapat mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah
melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Dengan menerima
pengertian ini, maka kita dapat mengatakan, “Cara berpakaiannya menarik
perhatian orang banyak”, “Cara menulisnya lain daripada kebanyakan orang”,
“Cara jalannya lain dan yang lain”, yang memang sama artinya dengan “gaya
berpakaian”, “gaya menulis” dan “gaya berjalan”. Dilihat dan segi bahasa, gaya
bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat
menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu.
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya;
semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
padanya.
B. DASAR TEORI
Walaupun kata style berasal dan
bahasa Latin, orang Yunani sudah mengembangkan sendiri teori-teori mengeenai
style itu. Ada dua aliran yang terkenal, yaitu:
1. Aliran Platonik: menganggap style
sebagai kualitas suatu ungkapan; menurut mereka ada ungkapan yang memiliki
style, ada juga yang tidak memiliki style.
2. Aliran Aristoteles: menganggap bahwa
gaya adalah suatu kualitas yang berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan,
yang ada dalam tiap ungkapan.
Dengan demikian, aliran Plato
mengatakan bahwa ada karya yang memiliki gaya dan ada karya yang sama sekali
tidak memiliki gaya.
Sebaliknya, aliran Aristoteles
mengatakan bahwa semua karya memiliki gaya, tetapi ada karya yang memiliki gaya
yang tinggi ada yang rendah, ada karya yang memiliki gaya yang kuat ada yang
lemah, ada yang memiliki gaya yang baik ada yang memiliki gaya yang jelek.
C. PEMBAHASAN
Apa saja indikator untuk membedakan
suatu gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk? Sebuah gaya bahasa yang
baik harus mengandung unsur-unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan mudah
dimengerti.
Kejujuran dalam bahasa berarti kita
mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa.
Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang
berbelit-belit, adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau
penulis tidak menyampaikan isi pikirannya secara terus terang, ia seolah-olah
menyembunyikan pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata yang kabur dan
jaringan kalimat yang berbelit-belit tidak menentu. Ia hanya mengelabui
pendengar atau pembaca dengan mempergunakan kata-kata yang tidak jelas hanya
agar bisa tampak lebih intelek atau lebih dalam pengetahuannya.
Sopan-santun disini adalah
menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa
hormat tidak berarti memberikan penghargaan melalui kata-kata, atau
mempergunakan kata-kata yang manis sesuai dengan basa-basi dalam pergaulan
masyarakat beradab. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui
kejelasan dan kesingkatan. Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak
membuat pendengar memeras keringat untuk mencari tahu apa yang ditulis atau
dikatakan. Di samping itu, pendengar tidak perlu membuang-buang waktu untuk
mendengar atau membaca sesuatu secara panjang lebar, kalau hal itu bisa
diungkapkan dalam beherapa rangkaian kata.
Bahasa harus mudah dan dapat
dimengerti oleh semua orang karena dalam aspek pelafalan kalimat tidak semua
orang mengerti apa yang kita bicarakan baik itu disengaja atau tidak disengaja,
seperti yang sedang terjadi sekarang ini misalnya perkataan dari Vicky Prasetyo.
Beberapa kata berikut yang sering diucapkan Vicky membuat terkenal yakni kontroversi
hati, konspirasi kemakmuran, kudeta, labil ekonomi dan lain sebagainya. Banyak
sekali orang-orang seperti Vicky ini yang mewakili banyak orang seperti artis,
politisi, dan anak muda zaman sekarang yang masih labil mencari jati diri
mereka. Kadang mereka tidak memahami apa yang mereka bicarakan, apalagi orang
yang mendengarkan. Hanya satu tujuan yang mereka tunjukan yaitu “modern”.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita
simpulkan bahwa ternyata banyak ragam gaya bahasa komunikasi yang ada di dunia
maupun di Indonesia. Sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung unsur-unsur kejujuran,
sopan-santun, dan mudah dimengerti. Gaya bahasa memungkinkan kita dapat
menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu.
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya;
semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan
padanya.
B. SARAN
1. Sebaiknya kita memperhatikan gaya
bahasa yang baik dan benar agar meningkatkan kemampuan berbahasa dan penilaian
orang terhadap kepribadian kita baik.
2. Demi
kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancara dan kesumpurnaan penulisan
ini
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar