Kamis, 07 Maret 2013

LAPORAN PEMBUATAN TEMPE

LAPORAN
PEMBUATAN TEMPE


Kelas : XII IPA-3
Disusun oleh:
1.    Alit Rahma Ar Rohim
2.    Ibnu Faishal
3.    Meti Laera
4.    Nurul Sayyidatunissa
5.    Seilla Sumayya

SMAN I PALIMANAN
Jl. KH. Agus Salim 128 Palimanan Telp. (0231) 341023 Cirebon
E-mail : sman1.pa5nan@yahoo.co.id
Website : sman1palimanan. sch.id
Kata Pengantar

Bismillahirahmanirrahim...
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan laporan yang berjudul “Pembuatan Tempe”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada:
1.    Guru pembimbing kami Ibu Ratnawati, S.Pd yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini.
2.    Teman-teman XII IPA-3 yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari laporan ini. Karena itu kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama khususnya para pembacanya.
Semoga laporan yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Palimanan, 19 Februari 2013
Penyusun,

Kelompok 3 Biologi XII IPA-3

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut. 
Jika cara-cara pengawetan pangan yang lain misalnya pemanasan, pendinginan, pengeringan, iradiasi dan lain-lainnya ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi adalah sebaliknya, yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolismenya di dalam makanan.  Tetapi jenis mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang dikehendaki.
Beberapa contoh makanan hasil fermentasi adalah tempe, tauco, dan kecap yang dibuat dari kedelai, oncom dari bungkil kacang tanah, ikan peda, terasi, sayur asin, keju dan yoghurt dari susu, anggur minum, brem dan lain-lainnya.
Pada proses pembuatan tempe, fermentasi berlangsung secara aerobik dan   non alkoholik.  Mikroorganisme yang berperan adalah kapang (jamur), yaitu    Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, dan Rhizopus arrhizus.        
B.     Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan agar pratikan mampu menganalisis dan memahami prinsip fermentasi yang terjadi pada kedelai hingga menjadi tempe.
C.    Manfaat Percobaan
Dengan pengolahan kedelai menjadi tempe pastinya dapat meningkatkan sumber protein yang penting bagi pola makanan masyarakat di Indonesia khususnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Fermentasi
Fermentasi bahan pangan adalah hasil kegiatan dari beberapa spesies mikroba seperti bakteri, khamir dan kapang.  Mikroba yang melakukan fermentasi dengan memberikan hasil yang dikehendaki dapat dibedakan dari mikroba-mikroba penyebab penyakit dan penyebab kerusakan.  Mikroba fermentasi mendatangkan hasil akhir yang dikehendaki, misalnya bakteri akan menghasilkan asam laktat, khamir menghasilkan alkohol, kapang menghasilkan tempe (Muchtadi; 1989).
Fermentasi biasanya dilakukan dengan menggunakan kultur murni yang dihasilkan di laboratorium.  Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan, misalnya kultur murni dari bakteri asam laktat untuk membuat keju.  Kadang-kadang tidak digunakan kultur murni untuk fermentasi sebagai laru (starter).  Misalnya pada pembuatan tempe atau oncom digunakan hancuran tempe dan oncom yang sudah jadi (Winarno, dkk; 1984).

B. Mikroorganisme pada Fermentasi
Jenis kapang digunakan dalam khususnya bagi beberapa jenis kayu dan fermentasi bahan pangan khususnya di Asia, seperti kecap, miso, tempe dan lain-lainnya.  Jenis kapang yang banyak memegang peranan penting dalam fermentasi bahan makanan tersebut adalah Aspergillus, Rhizopus dan Penicillium (Setiadi; 2002).
Tempe adalah sumber protein yang penting bagi pola makanan di Indonesia, terbuat dari kedelai.  Pembuatan tempe dilakukan sebagai berikut : kedelai kering dicuci, direndam semalam pada suhu 250C esok paginya kulit dikeluarkan dan air rendam dibuang.  Kedelai lalu dimasak selama 30 menit.  Sesudah itu didinginkan, diinokulasikan dengan spora Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae, ditaruh dalam panci yang dangkal dan diinkubasikan pada suhu 300C selama 20 - 24 jam.  Dalam waktu itu kedelai terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur.  Sekarang tempe siap untuk dikosumsi.  Cara penyajiannya adalah tempe dipotong-potong, direndam sebentar dalam garam lalu digoreng dengan minyak nabati.  Hasilnya adalah tempe yang berwarna coklat dan kering.  Dapat juga dimakan dalam bentuk mempunyai kuah atau dengan kecap (Wirakartakusumah, dkk; 1992).
C. Fermentasi Tempe
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia:

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai:

Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.

Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa Rhizopus sp merupakanjamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.

Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur.

Rhizopus oligosporus menghasilkan enzim-enzim protease. Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana adalah penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai cerna amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar total nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino bebas.

Berdasarkan suatu penelitian, pada tahap fermentasi tempe ditemukan adanya bakteri Micrococcus sp. Bakteri Micrococcus sp. adalah bakteri berbentuk kokus, gram positif, berpasangan tetrad atau kelompok kecil, aerob dan tidak berspora, bisa tumbuh baik pada medium nutrien agar pada suhu 30°C dibawah kondisi aerob. Bakteri ini menghasilkan senyawa isoflavon (sebagai antioksidan).

Adanya bakteri Micrococcus sp. pada proses fermentasi tempe tidak terlepas dari tahapan pembuatan tempe, yang meliputi: penyortiran, pencucian biji kedelai diruang preparasi, pengupasan kulit, perebusan kedelai, perendaman kedelai, penirisan, peragian, pembungkusan, dan pemeraman. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain, waktu, suhu, air, pH, suplai makanan dan ketersediaan oksigen.

BAB III
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

A.    Tempat dan Waktu Percobaan
-    Tempat
SMA Negeri 1 Palimanan
-    Waktu Percobaan
Sabtu, 23 Februari 2013
Pukul 14.00 WIB
B.     Bahan dan Alat Percobaan
-    Bahan:
Biji kedelai dan bibit tempe (laru).
-    Alat:
Panci, kompor gas, tampah, tapisan, sendok nasi, ember, pembungkus, jarum, serbet.

C.    Metode Kerja
1.    Biji kedelai yang telah dipilih, dibersihkan dan dicuci dengan air bersih.
2.    Lalu kedelai direbus sampai mendidih dan lanjutkan perebusan sampai kedelai benar-benar kelihatan empuk, kemudian direndam dengan air bersih selama satu hari satu malam.  Air rendaman diganti setiap 12 jam.
3.    Setelah direndam sehari semalam dalam air rendaman, lalu kulit kedelai dibuang dengan cara diremas-remas sampai biji terbelah.
4.    Kedelai yang telah dibuang kulitnya direbus lagi dengan air baru dan bersih selama ± 90 menit sampai titik didih tercapai.  Kemudian rebusan kedelai ditiriskan pada tampah yang beralaskan koran, lalu didinginkan.
5.    Setelah rebusan kedelai dingin, taburkan bibit tempe sebanyak 1 gram / 1 kg kedelai secara merata dengan alat pengaduk.
6.    Kedelai yang sudah dicampur bibit tempe, dibungkus dengan plastik yang sudah ditusuk-tusuk dengan jarum.  Setelah itu disimpan dalam rak bambu selama dua hari.
7.    Pengamatan dilakukan selama dua hari berturut-turut guna melihat proses berlangsungnya fermentasi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan pratikan pada dua hari berturut-turut setelah pengolahan kedelai hingga menjadi tempe adalah sebagai berikut:
    -    Pengamatan I (Senin, 25 Februari 2013/Pukul 16.00 WIB)
Kedelai yang terbungkus masih dalam keadaan panas dan mengembun.
    -    Pengamatan II (Selasa, 26 Februari 2013/Pukul 16.00 WIB)
Jamur merata, tekstur rata dan bau tempe.
B.     Pembahasan
Pada  pengamatan I  keadaan bungkus kedelai dipenuhi uap air akibat panas yang masih ditimbulkan oleh proses fermentasi dan mycelia putih dari jamur belum merata (masih terlihat padatan/biji kedelai).
Pada  pengamatan II  masih ada biji kedelai yang terlihat akan tetapi keadaan kedelai telah terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur, karena padatan kedelai menempel pada pembungkusnya maka padatan kedelai tersebut terlihat membentuk tekstur yang rata sesuai bentuk pembungkusnya dan pastinya tercium bau yang khas dari bungkusan kedelai tersebut yaitu bau tempe.

C.     Gambar Proses Pembuatan Tempe

Gambar 1

 ( Biji kacang kedelai yang telah direndam dan direbus dibersihkan dari kulit tipisnya)
Gambar 2

(Biji kacang kedelai dijemur agar kering sambil membersihkan sisa kulit kedelai yang masih ada)
Gambar 3


( Biji kacang kedelai telah kering )
Gambar 4
 
(Biji kacang kedelai diberi ragi tempe )
Gambar 5

( Setelah diberi tepung dan ragi biji kacang kedelai diaduk hingga rata dengan menggunakan sendok )
Gambar 6

( Biji kacang kedelai yang telah siap dibungkus menggunakan daun pisang )



Gambar 7

( Membungkusnya dengan benar dan rapi )
Gambar 8

( Biji kacang kedelai telah siang dibungkus kemudian diletakkan ditempat tertutup dan dibiarkan selama 2 hari )
Gambar 9 

( Hasilnya 2 hari kemudian . Biji kacang kedelai telah berhasil menjadi tempe dengan hasil yang baik )
 
( Hasil akhir yaitu tempe yang telah siap digoreng dan dapat dimakan dengan rasa yang enak )
 

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tempe sangat tergantung dari hasil fermentasi jenis bahan utama/substratnya yaitu kedelai, macam mikroba yang aktif dan kondisi di sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut, dan hal ini dapat dikatakan bahwa pengolahan kedelai hingga menjadi tempe sesuai dengan hasil akhir yang dikehendaki.  
B.     Saran
Pemberian keterangan/pengarahan yang dilakukan asisten/pembimbing sudah baik akan tetapi pratikan masih mengharapkan pada percobaan selanjutnya para asisten/pembimbing untuk dapat memberikan keterangan/pengarahan lebih spesifik lagi dalam hal pengolahan dan penyajian bahan yang dicoba. Dengan adanya keterangan/pengarahan yang lebih baik lagi yang diberikan asisten/pembimbing dapat menjadi pengetahuan dan bahan kuliah bagi pratikan nantinya.


DAFTAR PUSTAKA
http://raenw.blogspot.com/2012/10/laporan-pembuatan-tempe.html
http://www.woezone.com/2012/08/cara-membuat-tempe-dengan-mudah/
http://manfaattempe.blogspot.com/

Kumpulan Efek Blog

Bagi yang tertarik memasang efek blog silahkan ikuti tutorial memasang efek - efek pada blog berikut.

A. Efek Ringan
Mungkin Ini adalah efek yang biasa sobat lihat saat sobat blogwalking.

1. Efek salju berjatuhan

<script src='http://tateluproject.googlecode.com/files/snow.js' type='text/javascript'></script>

2. Efek hati bertaburan
<script src='http://tateluproject.googlecode.com/files/lovingheart.js' type='text/javascript'></script>

3. Efek bintang bertaburan
<script src='http://tateluproject.googlecode.com/files/bintang.js' type='text/javascript'></script>

4. Efek kembang api
<script src='http://tateluproject.googlecode.com/files/kembangapi.js' type='text/javascript'></script>

5. Efek Gelembung
<script src='http://tateluproject.googlecode.com/files/efek-gelembung.js' type='text/javascript'></script>

5. Efek Kupu - Kupu Terbang
<script language="JavaScript1.2" src="http://imtikhan.googlecode.com/files/Kupu-kupu1.js"></script>

Cara pemasangan :
  1. Klik rancangan --> Edit html
  2. Letakkan script efek di atas kode </body>
  3. Klik Save

B. Efek Menengah - Berat
Efek ini saya ambil dari http://www.netdisaster.com. Untuk demo dari salah satu script berikut, silahkan lihat di sini.. DEMO

1.Meteor Jatuh
<script language="javascript">
nd_mode="meteor";
nd_control="on";
nd_sound="on";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

 2. Banjir
<script language="javascript">
nd_mode="flood";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

 3. Bunga Mekar
<script language="javascript">
nd_mode="flowers";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

4.  Bom Atom
<script language="javascript">
nd_mode="bomb";
nd_sound="on";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

5. Ufo
<script language="javascript">
nd_mode="ufo";
nd_sound="on";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

6. Graffity
<script language="javascript">
nd_mode="graff";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

7. Shaver
<script language="javascript">
nd_mode="shaver";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

8. Gun
<script language="javascript">
nd_mode="gun";
nd_sound="on";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

9.Bloody gun
<script language="javascript">
nd_mode="blood";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

10. Paint ball
<script language="javascript">
nd_mode="paint";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

11. Chainsaw
<script language="javascript">
nd_mode="chainsaw";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

12. Dinosaur
<script language="javascript">
nd_mode="dino";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

13. Lebah
<script language="javascript">
nd_mode="wasp";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

14. Lalat
<script language="javascript">
nd_mode="fly";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

15. Semut
<script language="javascript">
nd_mode="ants";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

16. Siput
<script language="javascript">
nd_mode="snail";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

17. Cacing
<script language="javascript">
nd_mode="worms";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

18. Mold
<script language="javascript">
nd_mode="mold";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

19. Bayi merangkak
<script language="javascript">
nd_mode="baby";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

20. Telur mata sapi
<script language="javascript">
nd_mode="eggs";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

21. Kopi tumpah
<script language="javascript">
nd_mode="coffee";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

22. Terbakar
<script language="javascript">
nd_mode="burn";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

23. Tomat
<script language="javascript">
nd_mode="tomato";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

24. Creampie
<script language="javascript">
nd_mode="creampie";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

25. Murka
<script language="javascript">
nd_mode="god";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

26. Sapi Jorok
<script language="javascript">
nd_mode="cow";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

27. Anjing Jorok
<script language="javascript">
nd_mode="dog";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

28. Kencing Sembarangan
<script language="javascript">
nd_mode="pee";
nd_vAlign="bottom";
nd_hAlign="right";
nd_vMargin="10";
nd_hMargin="10";
nd_target="_blank";
</script>
<script language="javascript" src="http://tateluproject.googlecode.com/files/efek.js"></script>
<div style="position: fixed; bottom: 0px; right: 20px;width:100px;height:30px;"><small><center><a href="http://christiantatelu.blogspot.com/2012/03/kumpulan-efek-efek-blog-lengkap.html" target="_blank">Efek Blog</a></center></small></div>

Cara pemasangan :
  1. Klik rancangan --> Elemen laman --> Tambah gadget --> HTML/Javascript
  2. Masukkan script efek di dalam kotak yang di sediakan
  3. Klik save dan lihat hasilnya.

Selasa, 05 Maret 2013

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bahan makanan didalamnya terkandung zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan garam mineral. Bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Walaupun dibutuhkan sedikit bahan tersebut harus ada dalam menu makanan sehari-hari (Yuliatin, 2012).
Proses kimia di dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu Hb dalam SDP berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein (Tim Dosen, 2012: h. 37).
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka dipandang perlu mengkaji lebih dalam dengan melakukan percobaan uji makanan.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan dari beberapa bahan makanan yang diujikan.

C.  Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar memahami kandungan dari beberapa bahan makanan yang diujikan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Komposisi tubuh dan beberapa kategori zat makanan. Tubuh manusia rata-rata mengandung 20% lemak, 15% protein, sedikit karbohidrat sekitar 1% dan sejumlah besar air. Juga banyak mengandung mineral makro dari Ca dan P sampai S dan Mg serta sejumlah kecil dari hampir semua elemen yang didapatkan dalam tabel periodik. Makanan manusia menggambarkan komposisi yang dibutuhkan dan terdiri dari banyak bahan makanan yang kaya akan air, bahan bersifat protein, lemak dan karbohidrat, serta bahan lain yang mengandung mineral-mineral makro. Mineral-mineral makro didapatkan sehubungan dengan zat-zat makanan lain kecuali kalau pemrosesan dan perifikasi dilakukan secara intensif. Dari semua zat makanan yang diketahui dapat dibagi menjadi enam bagian: protein, karbohidrat, lemak, vitamin mineral makro dan mikro. Dalam pembagian ini tidak termasuk air dan oksigen sebagai zat-zat makanan karena tidak diperlukan usaha untuk menghasilkan dan menyediakan keduanya (Linder, 1992: h. 16-17).
Makanan adalah substansi yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan menyediakan bahan yang penting untuk pembentukan protoplasma baru atau mengganti protoplasma yang rusak, menyediakan energi yang sangat penting untuk pembentukan bermacam-macam aktivitas tubuh seperti kontraksi otot, sekresi kelenjar, sintesis bermacam-macam substansi, absorbsi makanan di saluran pencernaan, reabsorpsi substansi atau zat di tubuli ginjal, pertumbuhan dan reproduksi, dan menyediakan substansi esensial untuk pengaturan fungsi sel, dan alat tubuh secara keseluruhan (Tim Dosen, 2012: h. 37).
Dalam pola makanan kita, beras sebagai sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Kira-kira 90% dari keseluruhan kebutuhan energi berasal dari sumber karbohidrat. Dalam metabolisme karbohidrat, kita ketahui bahwa glukosa dapat menghasilkan energi yang dihasilkan oleh tubuh yang dapat pula disimpan dahulu sebagai cadangan sumber energi dalam bentuk glikogen. Polisakarida ini digunakan oleh tubuh sewaktu-waktu tubuh membutuhkan energi. Sumber karbohidrat dalam makanan terutama berasal dari tumbuhan yang dibentuk melalui proses fotosintesis. Tumbuhan menyimpan karbohidrat untuk digunakan sebagai sumber energi (Poedjiadi, 2009: h. 376).
Pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan makro. Untuk asimilasi zat-zat makanan oleh tubuh, bahan-bahan makanan yang masih bersifat volunteer harus terlebih dahulu mendapat proses mastikasi dan pencernaan. Dalam proses ini, zat-zat polimerik seperti pati, protein dan trigliserida dipecah menjadi bagian-bagian pembangunnya (building block) yaitu gila-gula monomerik, asam-asam amino, asam-asam lemak dan lain-lain. Proses pemecahan ini dibutuhkan untuk penyerapan ke dalam tubuh, kecuali untuk vitamindan unsure inorganik (Poedjiadi, 2009: h. 17).
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat penting dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil dalam kondisi pemrosesan tertentu dan penyimpanan dank arena itu aras kandungan vitamin dalam makanan yang diproses dapat sangat menurun. Vitamin sintetik dipakai secara luas untuk menggantikan vitamin yang hilang dan untuk mengembalikan aras kandungan vitamin dalam makanan (Deman, 1997: h. 393).
Untuk mengetahui kandungan zat nutrien yang terdapat dalam bahan makanan digunakan indikator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah reagen. Menurut (Ardhy, 2012) beberapa reagen yang banyak digunakan untuk mendeterminasi kandungan nutrien dalam makanan adalah:
  1.  Lugol/kalium yodida digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan jenis amilum (tepung).
  2. Benedict/fehling A dan fehling B digunakan untuk menunjukkan kandungan bahan makanan kelompok gula (monosakarida dan di sakarida).
  3. Millon/Molisch /Biuret digunakan untuk menunjukkan bahan makanan kelompok protein.


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.     Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini pada hari/tanggalkamis, 28 Juni 2012. Pukul 09:00 – 11:00 WITA. Tempat Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi Lantai IFakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Alauddin MakassarSamata-Gowa.

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat pada praktikum yang dilakukan adalah neraca analitik, lumpang, tabung reaksi, plat tetes, pipet tetes, gelas kimia, kaki tiga, dan bunsen  
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alpukat, aluminium foil, aquadest, bakso, indomie, jeruk, pisang roti, tahu, tempe, tomat, vitacimin, dan larutan benedict, iod/lugol, biuret. 

C.  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada pengamatan ini adalah :
1.    Uji benedict
  • Menggerus semua bahan makanan yang akan diuji menggunakan mortal.
  • Menimbang semua bahan makanan yang telah digerus masing-masing seberat 0,5 gram.
  • Memasukkan masing-masing bahan ke dalam tabung reaksi kemudian menambahkan larutan benedict sebanyak 2 ml dan setelah itu menghomogenkannya.
  • Memanaskan semua bahan dalam tabung reaksi menggunakan gelas kimia hingga suhu 70 0C, kemudian mendiamkan selama 5 menit.
  • Mengamati perubahan setiap bahan makanan dalam tabung reaksi, dan mencatat hasil pengamatan.
2.    Uji Iod
  • Menggerus semua bahan yang akan diuji, lalu mengambil sebanyak 0,5 gram dari setiap bahan yang telah digerus.
  • Meletakkan setiap bahan pada plat tetes, kemudian memberi label.
  • Menambahkan larutan iod sebanyak dua tetes untuk setiap bahan.
  • Mengamati perubahan warna yang terjadi.
  • Mencatat hasil pengamatan.
3.    Uji Biuret
  • Menggerus semua bahan yang akan diuji, lalu mengambil sebanyak 0,5 gram dari setiap bahan yang telah digerus.
  • Meletakkan setiap bahan pada plat tetes, kemudian memberi label.
  • Menambahkan larutan biuret sebanyak dua tetes untuk setiap bahan.
  • Mengamati perubahan warna yang terjadi.
  • Mencatat hasil pengamatan.
4.    Uji vitamin C
  • Memasukkan semua bahan makanan yang telah digerus kedalam tabung reaksi.
  • Menambahkan 5 ml aquadest dan 5 ml larutan iod/lugol.
  • Menghomogenkannya dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
  • Mencatat hasil pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah :
1.    Tabel pengamatan uji makanan
No
Bahan Makanan
Perubahan Warna Setelah Ditetesi
Benedict
Iod
Biuret
Iod
(Vit. C)
1
Tempe
Biru,
endapan coklat
Hitam
Ungu
Orange
2
Tahu
Biru,
endapan ungu
Kuning
Ungu
Jingga
3
Pisang
Cokelat,
Endapan orange
Hitam
Biru kehitaman
cokelat
4
Roti
Jingga,
endapan jingga
Hitam
Kuning kehijaun
Hitam
5
Bakso
Biru,
endapan cokelat
Hitam
Ungu
Hitam
6
Indomie
Orange,
endapan coklat
Hitam
Biru
Hitam
7
Jeruk
Hijau kekuningan, endapan orange
Merah bata
Kuning kehijauan
Merah bata
8
Tomat
Hijau kekuningan, endapan merah
Merah bata
Kuning keruh
Merah bata
9
Vit. C
Hitam,
endapan orange
Kuning cerah
Hijau kekuningan
Kuning
10
Alpukat
Biru,
endapan jingga
Coklat tua
Hijau kebiruan
Orange

2.    Tabel pengamatan kandungan nutrien pada makanan
No
Bahan Makanan
Kandungan
Glukosa
Amilum
Protein
Vitamin C
1
Tempe
+
+
+
+
2
Tahu
-
+
+
-
3
Pisang
+
+
-
+
4
Roti
+
+
+
-
5
Bakso
+
+
+
-
6
Indomie
+
+
+
-
7
Jeruk
+
-
-
+
8
Tomat
+
-
-
+
9
Vit. C
+
-
-
+
10
Alpukat
+
-
-
+

B.  Pembahasan
Makanan diperlukan oleh tubuh makhluk hidup sebagai sumber energi. Selain sebagai sumber energi makanan juga dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup untuk mengatur metabolisme, perbaikan jaringan yang rusak atau tua, pertumbuhan dan pembangunan tubuh, serta pertahanan terhadap bibit penyakit. Setiap bahan makanan yang dikomsumsi mengandung zat nutrien yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kandungan zat nutrien yang terdapat dalam bahan makanan digunakan indikator uji makanan yang biasa dikenal dengan istilah reagen.
Pada pengamatan uji makanan digunakan beberapa jenis reagen untuk mendeterminasi kandungan nutrien dalam makanan meliputilarutan benedict untuk mendeteksi adanya glukosa yang ditandai dengan beberapa indikator perubahan setelah dipanaskan yakni warna merah bata, merah, hijau kuning, orange dan coklat pada sampel bahan makanan. Larutan lugol atau iod untuk mendeteksi adanyan karbohidrat yang ditandai dengan perubahan warna biru tua hingga hitam pada sampel bahan makanan. Larutan biuret untuk mendeteksi adanya kandungan protein yang ditandai dengan perubahan warna hijau hingga ungu pada sampel bahan makanan serta larutan iod/lugol atau Vit. C untuk mendeteksi adanya kandungan vitamin C pada sampel behan makanan yang ditandai dengan perubahan warna orange.
Sebelum mendeteksi adanya kandungan glukosa, karbohidrat, protein, dan vitamin C pada masing-masing makanan yang diujikan maka terlebih dahulu setiap makanan dihaluskan dengan cara digerus dengan lumpang. Setelah halus, masing-masing makanan di taruh pada kertas aluminium foil  dan ditimbang sebanyak tiga kali dengan neraca analitik hingga beratnya mencapai 0,5 gr. Kemudian untuk dua sampel pertama dari jenis bahan makanan yang sama diletakkan pada plat tetes dan ditetesi sebanyak 5 tetes dengan dua jenis reagen yang berbeda yaitu larutan iod atau lugol dan biuret. Stetelah ditetesi masing-masing makanan diaduk dengan batang pengaduk dan diamati perubahan warnanya. Kemudian dilakukan uji vitamin C dengan memasukkan masing-masing dari sampel bahan makanan ke dalam tabung reaksi dan ditambahan 5 ml aquadest serta 5 ml larutan pereksi yaitu iod/lugol  lalu dihomegenkan dan diamati perubahan warnanya. Adapun untuk uji benedict, masing-masing makanan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu dihomogenkan dan dipanaskan dengan penangas hingga suhu 700C kemudian didiamkan selama 5 menit lalu diamati perubahan warnanya
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum ini adalah :
  1. Uji bahan makanan tempe setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah biru dengan endapan coklat, hitam, ungu, dan orange. Dari perubahan warna yang diperoleh maka tempe memiliki kandungan glukosa, karobihidrat, protein, dan vitamin C.
  2. Uji bahan makanan tahu setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah biru dengan endapan ungu, kuning, ungu, dan jingga. Dari perubahan warna yang diperoleh maka tahu memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin C.
  3. Uji bahan makanan pisang setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah cokelat dengan endapan orange, hitam, biru kehitaman, dan coklat. Dari perubahan warna yang diperoleh maka pisang memiliki kandungan glukosa, karbohidrat, dan vitamin C.
  4. Uji bahan makanan roti setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah jingga dengan endapan jingga, hitam, kuning kehijauan, dan hitam. Dari perubahan warna yang diperoleh maka roti memiliki kandungan glukosa, karbohidrat, dan protein.
  5. Uji bahan makanan bakso setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah biru dengan endapan coklat, hitam, biru, dan hitam. Dari perubahan warna yang diperoleh maka bakso memiliki kandungan glukosa, karbohidrat, dan protein.
  6. Uji bahan makanan indomie setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah orange dengan endapan coklat, hitam, biru, dan hitam. Dari perubahan warna yang diperoleh maka indomie memiliki kandungan glukosa, karbohidrat, dan protein.
  7. Uji bahan makanan jeruk setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah hijau kekuningan dengan endapan orange, merah bata, kuning kehijauan, dan merah bata. Dari perubahan warna yang diperoleh maka jeruk memiliki kandungan glukosa dan vitamin C.
  8. Uji bahan makanan tomat setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah hijau kekuningan dengan endapan orange, merah bata, kuning keruh, dan merah bata. Dari perubahan warna yang diperoleh maka tomat memiliki kandungan glukosa dan vitamin C.
  9. Uji bahan makanan vitamin C setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah hitan dengan endapan orange, kuning cerah, hijau kekuningan, dan kuning. Dari perubahan warna yang diperoleh maka vitamin C memiliki kandungan glukosa dan vitamin C.
  10. Uji bahan makanan alpukat setelah dilakukan uji benedict, iod/ lugol, biuret, dan iod/lugol Vit. C menghasilkan perubahan warna berturut-turut adalah hitan dengan endapan jingga, cokelat tua, hijau kebiruan, dan orange. Dari perubahan warna yang diperoleh maka alpukat memiliki kandungan glukosa dan vitamin C.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah bahan makanan yang mengandung karbohidrat (glukosa) yaitu antara lain tempe, pisang, roti, bakso, indomie, jeruk, tomat, vitamin C, dan alpukat. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum) yaitu antara lain tempe, tahu, pisang, roti, bakso, dan indomie. Bahan makanan yang mengandung protein yaitu antara lain tempe, tahu, roti, bakso, indomie. Bahan makanan yang mengandung vitamin C yaitu antara lain tempe, pisang, jeruk, tomat, vitacimin, dan alpukat.

B.     Saran
Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini adalah sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna yang ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan makanan harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Ardhy. Uji Makanan.  Blog Ardhy, http://prestasiherfen.blogspot.com (27 Juni 2012).
Deman, John M, Kimia Makanan. Bandung: penerbit ITB, 1997.
Linder, Maria C, Biokimia Nutrisi Dan Metabolisme. Jakarta: UI Press, 1992.
PoedjiadiAnna. Dasar-Dasar BiokimiaJakarta: Universitas Indonesia, 2009.
Tim Dosen, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: UIN Alauddin Makassar. 2012.

Menu

Recent Post